Kalau kita lelah dengan perintah berhijab…biarlah kisah hidup generasi terbaik, para Shahabiyat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi nasihat terbaik bagi kita.
Ummul Mukminin Aisyah Radhiallahu anha berkata, bahwa ketika turun ayat
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka “ AnNur 31
Seketika itu juga kaum lelaki pulang, menemui istri, anak, dan saudari mereka untuk membacakan kepada mereka apa yang telah diturunkan kepada mereka melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka seketika itu juga tidak ada seorangpun dari mereka yang tidak berdiri untuk mengambil kerudungnya dan memakainya dengan penuh keyakinan dan keimanan terhadap perintah Allah. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan para wanita mengambil sarung mereka dan menyobeknya dari samping untuk memakainya sebagai kerudung.
Ada juga kisah mutiara lain dari ummul mukminin Aisyah Radhillahu anha yang telah memberikan pelajaran yang agung bagi para wanita di alam semesta ini.
Al Hakim di dalam Mustadraknya meriwayatkan dari Aisyah Radhiallahu anha bahwa dia berkata
“Aku masuk kedalam rumahku yang didalamnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ayahku (dikuburkan), aku menanggalkan pakaianku dan aku berkata, ‘Mereka berdua adalah suamiku dan bapakku’. Namun ketika Umar Radhiallahu ‘anhu dikuburkan disamping mereka berdua, demi Allah, aku tidak mendatanginya kecuali aku berpakaian rapat karena malu kepada Umar Radhiallahu ‘anhu.
Atau sikap Ibunda Fathimah bint Rasulullah, yang memiliki rasa kagum dan jatuh cinta. Bukan, bukan pada kain sutera atau selendang indah nan mewah, melainkan hanya pada beberapa pelepah kurma basah, yang kemudian ditata lalu ditutup dengan kain yang akan digunakan untuk keranda mayat.
Karena sebelumnya Fathimah pernah berkata kepada Asma binti Umais “Sungguh aku tidak suka dengan keranda mayat yang digunakan untuk wanita, dia (hanya) ditutup dengan kain sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya”
*Penjelasan : disebutkan bahwa bentuk keranda mayat pada saat itu, tidaklah sama dengan saat ini, sehingga Ibunda Faathimah sangat malu untuk menggunakannya karena takut lekuk tubuhnya terlihat. Dengan ditutupi pelepah kurma dan kain, maka ini akan sangat menutupi tubuh mayit dengan sempurna
Lihatlah betapa Ibunda Fathimah yang sangat malu untuk keluar diantara para lelaki sedang ia khawatir lekuk tubuhnya terlihat (ketika ia sudah meninggal).
Biarlah pelajaran dari sifat malu yang mengakar pada dua sosok manusia mulia ini menjadi hikmah, dan teladan bagi kita, para wanita beriman. Karena Rabb kita telah mengkhususkan ayat ini untuk kita:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kalian tetap berada di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah terdahulu” (Al Ahzab: 33).
Wallahu a’lam.
Sumber:
Buku : Para Shahabiyat Nabi (Shallallahu ‘alaihi wa sallam) Oleh: Syaikh Dr. Abdul Hamid as-Suhaibani, Darul Haq