Skenario Iblis

Oleh Ustadz Budi Ashari Hafidzahullah

Saat itu sedang waktu Dhuha, tapi di Mekkah sudah terjadi peristiwa yang membuat panas para pemuka Qurays. Mereka khawatir dengan rencana hijrah Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam ke madinah sebagaimana para sahabat yang lain sudah lebih dulu hirah. Akhirnya berkumpullah semua keluarga Qurays, ada Bani Makhzum, Bani Naufal, Bani Abdi Syams, Bani Jumah, dll yang masing-masing diwakili oleh tokohnya, seperti Bani Makhzum yang diwakili Abu Jahal, ada juga Abu Sufyan, Umayyah. Mereka adalah tokoh-tokoh penentang dakwah Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam. Sebab mereka melihat para sahabat Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam telah hijrah ke madinah, maka mereka harus mengambil sikap ketika Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam akan hijrah juga. Mereka tidak akan membiarkan Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam hijrah, mereka akan mencekal, melarang dan seterusnya.

Akhirnya mereka sepakat untuk berkumpul di Daarun Nadwa, dimana perkumpulan ini untuk menetukan sikap Qurays terhadap hijrah nabi. Saat rapat akan dimulai, tiba-tiba datanglah seorang tua yang terlihat berwibawa, penampilan yang rapih dan mengagumkan, sehingga para hadirin pun bertanya,

“Syekh ini siapa? Dari mana asalmu Syekh?”

Syekh itu menjawab, “saya ini orang tua dari Najd, bahwa saya dengar mengenai janji kalian untuk berkumpul pagi ini. Saya ingin datang dan duduk bersama kalian, mudah-mudahan ada nasihat yang bisa saya sampaikan”

Melihat penampilan yang meyakinkan, maka orang tua itu pun diizinkan untuk berkumpul dalam rapat tersebut.

Rapatpun dimulai, setelah mereka diskusi, akhirnya muncul usulan mengenai rencana apa yang akan dilakukan. Usulan pertama disampaikan oleh Abu Aswad, yang berkata

“ Bagaimana kalau kita usir saja Muhammad dari negri ini dan setelah ini kita tidak peduli kemana dia pergi. Dengan itu maka kita akan nyaman dan bisa memperbaiki keadaan tanpa diganggu oleh Muhammad”

Orang tua itu pun menanggapi usulan tersebut. “ Tdiak demi Allah!, ini bukan usualan yang baik. Tidakkah kalian tahu bahwa Muhammad berperilaku sangat baik, tutur kata nya sangat manis, ia bisa menguasai hati para laki-laki. Wallahi jika kalian lakukan ini justru kalian tidak akan aman karena bisa jadi dia akan pergi ke salah satu kampung di arab ini, lalu penduduk kampung tersebut akan tertarik dengan ajaran yang dibawakan oleh Muhammad dan mengikuti ajaran tersebut, sehingga Muhammad akan punya kekuatan untuk menghadapi kalian.

Usulan kedua pun muncul dari Abul Bukhturi, “Ikat saja Muhammad dengan rantai, kemudian masukkan dalam ruangan lalu kunci pintunya. Kemudian biarkan dia sampai mati atau terserah apa yang akan menimpa dia”

Orang tua itu pun menanggapi usulan kedua tersebut. “Tidak demi Allah! Ini bukan pendapat yang baik, karena jika kalian kurung Muhammad maka ia akan lolos dari belakang, kemudian ia kan pergi kepada para sahabatnya, lalu sahabatnya akan marah dan menyerang kalian”

Dua pendapat pun sudah tertolak, akhirnya muncul lagi usulan ketiga dari pemimpin mereka, yaitu Abu Jahal.

“Wallahi, saya punya pendapat yang saya pikir kalian tidak akan terfikir dengan pendapat ini. Menurut saya kita ambil dari setiap kabilah di Qurays satu anak muda yang kuat, kemudian masing-masing diberi pedang hingga mereka mampu membunuh Muhammad. Dengan itu kita bisa beristirahat dan, kalau keluarga besarnya menuntut, maka darah Muhammad telah rata di semua kabilah. Sehingga keluarga Muhammad tidak mungkin memerangi semua suku yang ada”

Orang tua dari Najd itu kemudian menanggapi. “Ini baru usulan yang baik.”

Rapat itu akhirnya ditutup dengan kesepakatan pada usulan dari Abu Jahal yang diamini oleh Orang Tua Najd tersebut.

Dan ketahuilah, bahwa sesunguhnya Orang tua dari Najd tersebut adalah Iblis. Iblis sendiri yang langsung datang mengubah dirinya menjadi orang tua berwibawa dari najd, dan dia pun ikut dalam rapat Qurays untuk menentukan sikap mereka terhadap hijrah Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam.

Ajaibnya rapat ini berakhir pada pendapat Abu Jahal dimana ia adalah orang yang paling zalim, paling kafir, Nabi menyebutnya Fir’aun ummat ini, yang pendapat tersebut diamini oleh Iblis. Pantas Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-An’am 112 :

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”

Kisah ini sama seperti yang dijelaskan dalam surat ini, dimana syaitan yang berbentuk manusia bekerjasama dengan pemimpin tertinggi syetan yang dipimpin oleh iblis, merekalah gabungan dari tokoh kekafiran tebesar.

Hijrah memang adalah sesuatu yang besar. Pantas saja kalau sahabat NabiShalllallahu a’alaihi wasallam, yang rapat di masa kekhilafahan Umar memutuskan bahwa tahun 1 dimulai dari hijrah Nabi, karena ini merupakan peristiwa yang besar dalam kehidupan Nabi Shallallahu a’alaihi wasallam.

Di dalamnya terdapat kebesaran, pahala, keagungan, kemuliaan. Selain itu, perhatikan sekali lagi, bahwa dalam rencana hijrah Nabi, Iblis sendiri yang harus datang dalam rapat Qurays tersebut, bukan syetan kecil. Tentu kalau dalam suatu urusan yang datang adalah pemimpin tertinggi mereka, maka tentu ini bukan urusan yang sepele, lebih dari itu ini merupakan kolaborasi pemimpin tertinggi syetan dari golongan jin dan manusia.

Hijrah, kata ulama  bisa hijrah tempat, hijrah hati, hijrah amal dll. Maka kita diminta untuk hijrah ke tempat yang lebih baik, pasar yang lebih baik, dst. Hijrah nyatanya tidak sederhana dan akan selalu diganggu oleh syetan.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Rahimahullah dalam shohih beliau, dari umar, ada seseorang di zaman Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam bernama Abdullah. Dia suka dipanggil Himar (keledai), dimana keledai saat itu adalah hewan yang paling buruk, dan itu adalah panggilan yang tidak baik sebab orang nya pun tidak baik.

Abdullah ini suka membuat Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam tertawa, dan Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam sudah pernah mencambuknya karena kesalahanya meminum minuman keras. Suatu hari dia mabuk lagi lalu dibawa ke Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam dan dicambuk lagi. Melihat itu seseorang dari kalangan sahabat berkata “Ya Allah laknat dia, betapa seringnya dia lakukan ini”

Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam menjawab “Jangan kalian laknat dia, demi Allah aku tidak melihat dia kecuali dia mencintai Allah dan Rasulnya”. Persis seperti peristiwa ini pula, ada seseorang yang mabuk lalu sahabat melaknatnya, dan Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam berkata “Jangan kalian jadi temannya syetan, membantu syetan untuk mengalahkan saudara kalian, semakin kalian caci maki, semakin dia jauh dari kalian, semakin kalian jauhi mereka, semakin rusak mereka, jangan lakukan itu karena syetan semakin menang, semakin senang, karena dia kuasai saudara kita. Kita dekati, ajak, hibur, berikan harapan bahwa Allah akan mengampuninya, dengan itu syetan akan pergi.

Hijrah adalah sesuatu yang membutuhkan perjuangan, kerja keras, dan kerjasama. Semangatlah dalam berhijrah menuju lebih baik dalam hidup ini.

Ibu, Pulanglah…

Assalamu’alaykum sholihah, jadi dalam blog kali ini aku ingin share tentang salah satu tulisan yang insya Allah akan menginspirasi kita semua sebagai perempuan untuk menjadi calon ibu yang InsyaAllah sukses dunia dan akhirat, Aamiin. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi teman-teman akhwat yang membaca ini😊

“Ibu, Pulanglah…” oleh Budi Ashari Hafidzahullah

(Dari Nurul Abshar fi Manaqib Ali bait an Nabi al Akhyar karya Asy Syablanji Al Mishri dan Al Minjah karya Hasyiyah al Bujairi)

Ada seorang laki-laki yang datang kepada Umar Radhiallahu ‘anhu dan mengadu mengenai istri nya yang sangat cerewet dan seringkali marah-marah.

Kemudian begitu sampai di depan rumah Umar Radhiallahu ‘anhu, dia hendak mengetuk pintunya, namun ternyata dia mendengar bahwa istrinya Umar Radhiallahu ‘anhu pun sedang marah pada Umar Radhiallahu ‘anhu.

Laki-laki tadi pun pergi, Umar Radhiallahu ‘anhu pun keluar dari pintu rumahnya dan mengejar laki-laki tadi lalu berkata, “saudaraku nampaknya kamu perlu dengan saya?”

“iya, saya ingin mengadukan tentang istri saya yang sering marah-marah pada saya tetapi saya barusan dengar istrimu juga marah padamu, maka apa gunanya saya mengadu padamu.”

Kalimat Umar Radhiallahu ‘anhu luar biasa, yang menjadi pelajaran bagi para wanita….

“Mengapa saya sabar pada istri saya…, karena dialah yang memasak makanan saya dan dialah yang membuatkan yang memasak bahkan mengadoni roti saya, dialah yang mencucikan pakaian saya dan dialah yang menyusui anak-anak saya.”

  • Dialah yang memasak makanan saya dan mengadoni roti untuk saya. Ini urusan dapur
  • Dialah yang mecucikan pakaian saya. Ini urusan sumur
  • Dialah yang menyusui anak-anak saya. Kalau bahasa kita ini bisa dimasukkan dalam urusan kasur

Jadi urusan sumur, dapur, kasur bukan hal yang sederhana. Tidakkah ini menjadi renungan bagi para bunda, bahwa sumur, dapur, kasur adalah kemuliaan, bahwa sumur, dapur, kasur yang membuat Umar Radhiallahu ‘anhu sabar bahkan dengan kekurangan istrinya, bahkan sabar saat dimarahi istrinya, dan kalimat penutup Umar pada laki-laki itu adalah: “sabar saudaraku, karena itu hanya sesaat kemudian hilang”

Ternyata banyak hari ini, laki-laki yang menjadi pemimpin bagi rumah tangganya, saat melihat kesalahan istrinya, atau istrinya marah , maka dia lebih marah pada istirnya. Kalau sudah begitu, yang ini marah yang satu marah, masing-masing keluar api, lalu apa yang terjadi, api membakar rumah tersbut dan kalau ini terus berlangsung, maka tidak ada kalimat baik “baiti jannati”, tidak ada rumahku surgaku. Yang ada kapal itu mulai retak dan hamipir-hampir saja mau karam kalau tidak segera diselamatkan.

Para bunda seharusnya mentadabburi ayat yang mulia ini, ketika Allah memfirmankan ayat ini , QS Al- Ahzab 33

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”

Kalimatnya sangat jelas “menetaplah kalian dirumah-rumah kalian”, ini berarti wanita memang tempatnya dirumah, namun yang dicoba pada peradaban hari ini adalah para ibu digiring keluar dari rumah dengan segala alasan,entah itu ekspresi ilmu di masyarakat, atau dengan alasan wanita juga punya hak yang sama dengan laki-laki dst, tapi kita lupa “wa laisa dzakkaru wal unstaa” bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, karena itu hak dan kewjiban mereka pasti ada yang tidak sama.

Karena ada yang tidak sama itulah Allah yang Maha Tahu, bahwa ternyata Allah telah meletakkan bahwa tugas para wanita adalah di rumah mereka bahwa rumah adalah tanggung jawab mereka.

maka bukankah sudah saatnya kita dan keluarga mulai merenung. Apakah ini salah satu yang membuat keluarga kita bermasalah. Salah satu yang menjadi faktor anak-anak kita tidak istimewa?

Maka ibu, pulanglah

Suami mu ingin mereguk di telaga cinta mu

Ibu pulanglah

Diluar sana sangat tidak ramah untuk kelembutannmu

Ibu pulanglah

Istanamu, menunggu sentuhan surgawi mu

Ibu pulanglah

calon orang besar sudah duduk dengan manisnnya siap untuk belajar di madrasah mu

Ibu pulanglah

pemimpin masa depan ummat ini, dia hanya ingin merasakan tatapan teduh pandangan mu

Ibu pulanglah

karena Allah yang memerintahkan para ibu untuk pulang

Ibu pulanglah

sebelum semuanya terlambat.

“Ibu Pulanglah…” –Ust Budi Ashari Lc Hafidzahullah