Oleh Ustadz : Abdul Aziz Al Owainy Hafidzahullah
@Masjid Nurul Iman Blok M Square
Ahad, 22 September 2024, Ba’da Zuhur.
Dalam berhijrah perlu jujur kepada Allah. Diantara kisah yang luar biasa tentang hijrah adalah kisah Suhaib ar Rumi, salah seorang Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Tentang Suhaib Ar-Rumi, Ibnu Katsir berkata : Suhaib bin Sinan adalah orang asal Yaman, dahulu ayahnya atau pamannya pekerja dengan bani Kisra, dan mereka tinggal di sekitar Mousil (Iran sekarang), tiba-tiba suatu hari pasukan Romawi lewat situ, dan biasa mereka berperang, maka Suhaib dijadikan tawanan perang sementara dia masih kecil, maka Suhaib tingal mereka dalam suatu waktu, hingga kemudian Suhaib dibeli oleh suatu kabilah Arab Dibawalah Suhaib ke Mekkah,kemudian, dibeli oleh Abdullan ibnu Jud’an maka Suhaib tinggal di Mekkah, kemudian ketika diutus Nabi, dia masuk Islam awal-awal bersama Ammar bin Yassir. Saat itu yang masuk Islam baru sekitar 30 sekian orang di Mekkah dan Suhaib termasuk orang-orang yang lemah. Berkata Yassir :Aku bertemu dengan Suhaib di depan rumah Al-Arqam, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sedang di dalamnya, maka aku katakan kepada Suhaib, “Apa yang kamu mau”, makan Ammar berkata “Aku mau masuk ke dalam mendengarkan Muhammad, aku mau dengar tentang agamanya, kata Suhaib sama aku juga, maka kami masuk kedalam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menawarkan Islam maka kami masuk Islam, dan kami terdiam disitu sampai sore maka kami keluar sembunyi-sembunyi. Berkata Imam Mujahid yang pertama kali terang-terangan mengaku muslim adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, Abu Bakar, Bilal, Khabbab, Suhaib, Sumayyah (satu orang lagi saya (penulis blog ini) terlewat dari penjelasan Ustadz). Kurang lebih di Rabi’ul Awal maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam hijrah, Suhaib juga ingin hjirah, Suhaib bersama Ali adalah orang yang terakhir hijrahnya. Pada peristiwa hijrahnya Suhaib ketika dia hijrah diikuti oleh sebagian orang-orang musyrik, dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Suhaib membawa sembilan ontanya, maka ketika Suhaib diikuti dan ketawan Suhaib akan berhijrah maka Suhaib dihalangi (termasuk Umar juga hjrahnya dihalangi), maka ketika dia melihat dia dihalangi, dia keluarkan anak panahnya dan berkata “Wahai orang-orang Qurays, kalian tahu aku adalah orang yang paling pintar memanah diantara kalian. Demi Allah tidak akan aku biarkan kalian dekat kecuali aku akan lemparkan anak panah pada kalian. Kalaupun ternyata habis anak panahku, akan aku tebas dengan pedangku. Orang-orang Qurays kemudian berkata “Wahai Suhaib kamu datang ke Mekkah tidak punya harta, kamu ini budak yang dibeli, bekerja lalu punya harta, sebagian riwayat menyebutkan Suhaib mempunyai harta yang lumayan banyak, maka Suhaib berpikir “Apa pendapat kalian jika aku tinggalkan hartaku. Apakah kalian akan membiarkan jalanku?” orang Qurays menjawab “Iya”, dalam riwayat Suhaib kasih tahu tempat dimana dia sembunyikan hartanya. Setelah dia mengeluarkan semua yang dia punya supaya dia bisa mengikuti hirahnya Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Dalam riwayat, dikatakan Suhaib memiliki sepuluh unta dan Suhaib menawar untuk memberikan 9 unta, namun orang Qurays meminta sepuluh unta maka semua unta Suhaib diberikan kepada orang Qurays. Termasuk baju luar Suhaib yang sedang dikenakannya yang bagus. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai kepadanya kabar Suhaib kata Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa sallam “Perdagangan yang menguntungkan wahaib Abu Yahya”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam kemudian membaca surat Al Baqarah ayat 207 “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” Dalam riwayat lain, berkata Suhaib, “Aku berhijrah dan ketika sampai di Quba, ketika Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa sallam melihatku Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa sallam berkata , ‘wahai Abu Yahya, kau untung, untung , untung”. Suhaib berkata “Wahai Rasulullah, sungguh tidak ada perjalanan yang mendahuluiku diriku hari ini, dan aku yakin tdak sampai kabar tentangku kecuali Jibril yang menyampaikannya.” Berkata ‘Abdullah bin ‘Abbas dalam tafsir Al-Baqoroh ayat 207 ‘ ayat ini turun bercerita tentang Suhaib bin sinan dan orang-orang semisalnya, dia membeli dirinya dengan hartanya sendiri kepada Ahli Mekkah,
setelah hijrah, apa Suhaib pede? yakin masuk surga?
Disebutkan Suhaib tidak pernah mundur dalam peristiwa apapun semenjak dia masuk Islam. Dalam riwayat Tabrani, Suhaib berkata sendiri, “tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menyaksikan peristiwa besar kecuali aku bersama Beliau, sekalipun Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa sallam kirim utusan, aku mengikuti utusan, dan tidaklah Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam ikut perang kecuali aku masuk ke rombongan tersebut, entah aku di kanan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam atau kiri Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, dan tidaklah aku khawatir ada bahaya menimpa Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam kecuali aku maju melindungi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam dan tidak pernah dalam peperangan , aku jadikan antara aku dan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam ada musuh.
Dan dalam kisah hijrahnya Suhaib, seorang mukmin pasti diuji,susah senang dua-duanya itu ujian. Fudhail bin Iyad, seorang perawi hadits yang besar dulunya adalah seorang perompak. Orang kalau hijrah gacukup hijrah aja, harus BELAJAR! Apalagi sebelumnya dia ada di masa-masa yang jauh dari Islam. Fudhail bin Iyadh pindah ke Mekkah, belajar. Seorang dalam berhijrah harus jujur. Tapi tidak mungkin dalam hidupnya dikasih sulit terus sama Allah.
Berkata para ulama tentang kisah Suhaib, ini ada keutamaan harta. Jujur dalam berhijrah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 145 “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.”
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 100 ‘Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Jangan suudzon sama Allah. Yakinlah kalau Allah suruh cari yang halal, pasti Allah kasih jalan yang halal, cuma diuji dulu ‘barang siapa yang keluar dari rumahnya yang dida berjhijrah…kemduian dia meninggal , maka pahalanya tetap di sisi ALlah. sungguh Allah Maha pengampun..
Hijrah di jalan Allah, bisa jadi maknanya pindah dari tempat syirik ke negara beriman ,sebagaimana pindahnya kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah, dan juga hijrah bisa juga pindah dari negara musyrik , ke negara kafir yang mungkin lebih ringan kekufurannya. Jika dia mampu untuk hijrah, dari tempat buruk, negara kufur akan tetapi dia tidak terfitnah, dia bisa berdakwah, merubah, maka dia tidak diwajibkan berhjjrah, justru disukai jika dia bisa berdakwah.
Namun jika dia punya kemampuan untuk berpindah dan tidak bisa menjaga diri, maka dia wajib menyelamatkan agamanya.
Kenapa Allah ciptakan di dunia ini ada negeri-negeri yang beriman juga negeri-negeri yang kafir? Kata para Ulama ini sebagai hujjah Allah di akhirat nanti terhadap orang-orang kafir yang tidak mau beriman.